Memaknai Rukun Iman yang 6: Hidup Ber-Tuhan (09 Mengenal Para Rasul)

09 Mengenal Para Rasul

Firman Allah:
Katakanlah (wahai Muhammad), Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutlah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kamu. (Ali Imran : 31)

Dari ayat di atas kita dapat faham bahwa jalan untuk mencintai Allah mesti mentaati Baginda Rasulullah, dan untuk mentaatinya mesti kita mengenal serta mencintainya. Tak kenal maka tak cinta. Tiada cinta susah kita untuk mentaatinya, bahkan akan menderita. Oleh karena itu kita mesti mengenal dan mencintai para rasul terutama Baginda Rasulullah saw.

Kita mesti mengenal peribadinya lahir dan batin. Kita mesti memahami dan melaksanakan sunnah-sunnahnya dalam setiap apek kehidupan. Selain itu kita juga mesti memperjuangkanya agar syariat dan sunnahnya menjadi cara hidup kita dan masyarakat sekitar kita.

Firman Allah:

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi kamu ikuti (Al Ahzab : 21)

Rasulullah datang ke tengah-tengah masyarakat manusia untuk dicontoh, untuk diikut dan ditauladani. Maka wajib kita yakin dan mentaatinya. Padanya ada aqidah yang tepat dan sempurna, ada akhlak mulia yang amat indahnya, ada cara hidup yang berlandaskan syariat yang agung dan sesuai fitrah.

Untuk kita mencintainya dan mentaatinya serta taat kepada Allah dengan sepenuh hati, marilah kita mengenalnya. Mudah-mudahan Allah bantu dan pimpin kita agar sampai kepada Nya.

1. Nama-Nama Rasul Yang Wajib Diketahui

Nabi dan rasul jumlahnya banyak sekali sampai 124,000 orang, dan rasul-rasul itu ada 313 atau 315 orang. Nabi yang pertama sekaligus merupakan manusia yang pertama yang Tuhan utus ke muka bumi adalah Nabi Adam. Nabi penutup, penghulu sekalian nabi dan para rasul adalah Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Sesudah Baginda, tidak ada lagi nabi dan rasul. Baginda adalah rasul bungsu untuk ummat akhir zaman.

Nabi-nabi dan rasul-rasul yang wajib diketahui adalah 25 orang, yaitu seperti yang tersebut di dalam Al Quran sebagai berikut:

  1. Nabi Adam Alaihissalam
  2. Nabi Idris Alaihissalam
  3. Nabi Nuh Alaihissalam
  4. Nabi Hud Alaihissalam
  5. Nabi Shaleh Alaihissalam
  6. Nabi Ibrahim Alaihissalam
  7. Nabi Luth Alaihissalam
  8. Nabi Ismail Alaihissalam
  9. Nabi Ishaq Alaihissalam
  10. Nabi Yaqub Alaihissalam
  11. Nabi Yusuf Alaihissalam
  12. Nabi Ayub Alaihissalam
  13. Nabi Syuaib Alaihissalam
  14. Nabi Musa Alaihissalam
  15. Nabi Harun Alaihissalam
  16. Nabi Zulkifli Alaihissalam
  17. Nabi Daud Alaihissalam
  18. Nabi Sulaiman Alaihissalam
  19. Nabi Ilyas Alaihissalam
  20. Nabi Ilyasa Alaihissalam
  21. Nabi Yunus Alaihissalam
  22. Nabi Zakaria Alaihissalam
  23. Nabi Yahya Alaihissalam
  24. Nabi Isa Alaihissalam
  25. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Hanya 25 nabi/rasul itulah yang wajib kita ketahui secara terperinci dan kita percayai adanya serta kebenarannya. Yang lainnya cukup diyakini adanya.

Diantara mereka dipililih 5 rasul Ulul Azmi, karena kesabaran mereka yang luar biasa yaitu:

  1. Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.
  2. Rasulullah Ibarahim Alaihissalam
  3. Rasulullah Musa Alaihissalam
  4. Rasulullah Isa Alaihissalam
  5. Rasulullah Nuh Alaihissalam

Firman Allah:

Dan beberapa rasul yang dahulu ada yang kami ceritakan kepadamu (Hai Muhammad) dan ada pula rasul-rasul yang tidak kami ceritakan padamu. (Annisa : 164)

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa ada rasul-rasul yang dikhabarkan dalam Al Quran dan ada pula yang tidak dikhabarkan. Yang wajib dikenal secara terperinci adalah 25 nabi/rasul yang namanya tersebut dalam Al Quran. Yang lain cukup diyakini saja adanya.
Dalam ayat ini dapat dipetik pengetahuan bahwa yang dikabarkan namanya dalam Al Quran, itu semuanya selain nabi, juga rasul. Kerana dalam ayat ini dikatakan rasul-rasul. Fatwa yang mengatakan Adam bukan rasul, Zulkifli bukan rasul, Ilyasa bukan rasul tidak perlu dihiraukan, kerana bertentangan dengan ayat tersebut. Jadi 25 nabi yang wajib diketahui itu semuanya juga rasul.

2. Sifat-Sifat Rasul

Rasul-rasul itu adalah manusia pilihan Tuhan. Mereka manusia seperti kita yang menerima wahyu dari Tuhan dan memiliki sifat-sifat kerasulan. Ini yang membezakan para rasul dengan manusia biasa. Mereka memiliki sifat-sifat yang wajib bagi mereka yang wajib kita ketahui dan kita yakini. Selain itu ada sifat-sifat yang mustahil bagi mereka dan ada satu sifat yang harus (jaiz).

Sifat-sifat yang wajib bagi para rasul adalah sebagai berikut:
1. Siddiq (benar), mustahil pendusta.
2. Amanah (dipercaya), mustahil khianat.
3. Tabligh (menyampaikan), mustahil menyembunyikan
4. Fathanah (bijak) mustahil dungu.

Wajib bagi para rasul bersifat siddiq ertinya benar (QS Maryam : 41), yakni mesti benar dalam perkataan dan perbuatannya, benar dalam hukum-hukum yang disampaikan kepada ummatnya dan benar dalam perjuangannya. Kerana mereka adalah orang-orang pilihan Tuhan yang diangkat menjadi RasulNya. Mustahil Tuhan memilih orang-orang pembohong manjadi rasulNya.

Wajib bagi para rasul bersifat amanah ertinya dipercayai (QS Maryam : 41), mustahil bersifat khianat yang perkataan dan perbuatannya tidak dipercaya. Dalam sifat amanah ini termasuklah sifat maksum, yakni terpelihara dari dosa. Rasul-rasul tidak membuat dosa sama sekali.

Wajib bagi para rasul bersifat tabligh ertinya menyampaikan wahyu (QS Maryam : 41), kerana tugasnya menyampaikan wahyu yang mereka terima dari Tuhan kepada ummatnya, mustahil mereka menyembunyikan wahyu itu.

Wajib bagi para rasul bersifat fathonah artinya cerdik dan bijaksana (QS Maryam : 41) mustahil para rasul itu orang-orang yang dungu, kerana kalau dungu mereka tidak akan dapat melaksanakan tugasnya.

Para rasul itu adalah orang yang paling pintar di zamannya. Di dalam bahasa Arab untuk kata pintar digunakan istilah Dzakiy. Tidak ada seorang manusia pun yang lebih pintar daripada mereka atau yang dapat mengatasi kekuatan akal mereka di waktu itu.

Walaupun begitu, mereka tidak menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekuatan akal mereka. Akan tetapi mereka menggunakan panduan yang datang dari Allah. Oleh kerana itu mereka dikatakan memilki sifat fathonah, bukan dzakiy. Ertinya lebih mendahulukan wahyu daripada akal mereka.

Adapun sifat yang jaiz bagi para rasul ialah sifat-sifat kemanusiaan yang tidak merendahkan darjat kerasulannya. Umpamanya makan minum, tidur, kawin, bergaul dalam masyarakat, menjadi imam dalam solat, menjadi jeneral dalam peperangan dan lain-lain sebagainya.

3. Mari Mengenal Baginda Rasulullah SAW.

Apakah kita benar-benar mengenal Nabi Muhammad SAW, iaitu mengenal secara lahir dan batin, jasmani, maknawi dan rohaninya? Atau kita hanya mengenal secara lahirnya saja, tidak lebih dari itu? Atau mengenal secara rambang saja?

Sebenarnya kalau manusia mengenal peribadi Nabi Muhammad SAW secara lahir dan batin, jasmani, rohaniahnya, pasti manusia jatuh hati kepadanya. Kita akan cinta, menyebut selalu namanya, melalui selawat dan ingatan terhadapnya. Kita akan terasa terhutang budi kepadanya, kerana kedatangannya dan jasanya kepada dunia.

Baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW seorang manusia yang istimewa, luar biasa yang tiada taranya. Dia adalah manusia yang paling mulia di sisi Allah Taala. Mari kita bercerita tentangnya secara ringkas agar kita mengenal Nabi kita sendiri, siapa dia yang sebenarnya?

Dia adalah Sayidina Muhammad bin Abdullah, ibunya Aminah. Bangsa Quraisy dari Bani Hasyim. Nasabnya sampai kepada Nabi Ibrahim. Dia adalah anak yatim piatu. Seorang anak yang tidak pernah dapat bermanja dengan ibu bapanya seperti orang lain. Dia lahir dari keluarga yang miskin dan dipelihara oleh keluarga yang miskin.

Dia adalah makhluk yang pertama dan utama yang paling dicintai oleh Tuhan. Iaitu yang diberi nama Nur Muhammad. Dari Nur Muhammad itulah seluruh yang ada dicipta dan diwujudkan. Syurga, Neraka, dunia, Akhirat, para malaikat, Arasy, Kursi, Syirat, manusia, jin, haiwan, jamadat dan lain-lainnya, kalau bukan karena Nabi Muhammad SAW, tidak akan diwujudkan.

Kalau begitu, rupanya Nabi kita membawa rahmat lahir dan batin kepada semua makhluk Tuhan. Dia adalah makhluk yang awal wujud nisbah roh, yang akhir nisbah jasad dikalangan para nabi. Dia adalah satu-satunya Nabi yang diisrakkan dan dimikrajkan. Mukanya laksana bulan purnama karena cahayanya yang terang.

Dia hamba Allah yang paling bertaqwa dan paling takut dengan Tuhan. Kerana itulah dia dipanggil Habibullah oleh Allah, ketua seluruh para rasul dan para anbiya, penghulu seluruh orang yang bertaqwa, imam seluruh manusia. Syariatnya untuk seluruh jin dan manusia dan penutup seluruh syariat. Orang yang memberi syafaatul kubra di Akhirat dan orang yang pertama masuk Syurga.

Al Quran kitab yang diturunkan kepadanya paling lengkap. Merupakan mukjizatnya yang kekal dan paling agung. Tiada siapa yang dapat menirunya. Dia memiliki ilmu dunia dan Akhirat, sekalipun dia tidak menulis dan membaca. Nabi kita mempunyai akhlak yang paling mulia yang tiada taranya. Bahkan lebih mulia daripada para malaikat. Terutama kasih sayangnya kepada manusia begitu nyata sekali. Tawadhuknya atau merendah diri, pakaian peribadinya. Kerana itulah dia sanggup duduk, makan, minum, tidur, baring dengan fakir miskin, menziarahi orang sakit dan mengiringi jenazah. Tiada seorang pun yang melihat mukanya melainkan jatuh cinta kepadanya. Bahkan macam orang mabuk tidak akan melupakannya. Sangat kasih dan simpati dengan fakir miskin, anak-anak yatim dan janda-janda. Pemurahnya laksana angin kencang yang sangat lajunya. Orang yang bergaul dengannya macam-macam dapat dirasa.

Adakalanya laksana ibu dan ayah, adakalanya macam kawan yang membela dan setia, adakalanya dirasakan guru, adakalanya bagaikan pemimpin, dan adakalanya juga bagaikan ketua tentara. Setiap orang yang semajlis dengannya merasakan dapat layanannya yang memuaskan darinya. Kerana akhlaknya yang tinggi, dia dapat pujian daripada Tuhannya. Keberaniannya luar biasa. Dia sanggup berjalan di hadapan musuh-musuhnya seorang diri, tidak sedikit pun takut dengan raja-raja. Setiap orang yang meminta, tidak pernah dikecewakan, sekalipun terpaksa berhutang dengan manusia.

Ibadahnya banyak sekali, terutama solat hingga bengkak-bengkak kakinya kerana begitu lama berdiri di hadapan Tuhannya. Tidak pernah mendoakan musuh-musuhnya dengan kejahatan. Sangat suka meminta maaf dan memberi maaf kepada sesiapa saja. Dia membalas kejahatan orang dengan kebaikan, satu perbuatan yang luar biasa. Tidak pernah menghina, mencaci dan merendah-rendahkan orang lain. Sangat pemalu dan merendah diri. Sangat menerima keuzuran orang. Sangat tahan menerima ujian yang berbagai-bagai keadaan dan bermacam-macam bentuknya. Karena itulah dia dapat menjadi ketua Ulul Azmi dari keseluruhan para rasul alaihimusshalatu wasallam. Dia suka kepada seseorang kerana Allah dan murka juga kerana Allah.

Hatinya begitu jaga, matanya saja yang tidur tapi hatinya tidak tidur. Kerana itulah dia tidur tidak membatalkan wudhuknya. Di dalam hidupnya 74 kali berlaku peperangan 27 kali dia ikut sama atau ikut serta, tapi pelik, dia tidak pernah membunuh musuh-musuhnya walaupun seorang. Anak-anak didikannya, itulah dia para Sahabat hingga dia berkata: Sahabat-Sahabatku laksana bintang-bintang di langit, yang mana satu yang kamu ikut, kamu akan mendapat petunjuk. Para ulama umatku, laksana para-para nabi Bani Israil. Julukan ini tidak didapati oleh umat-umat nabi sebelumnya.

Kerana menegakkan kebenaran, pernah dilemparkan dengan najis, dilempar dengan batu hingga berdarah, dibuang daerah selama tiga tahun, dikepung hendak dibunuh, berhijrah meninggalkan tanah air dan mendapat berbagai-bagai kesusahan dan penderitaan.

Kemuliaannya di sisi Allah Taala begitu ketara dan nyata, iaitu namanya digandingkan dengan nama Tuhannya, yaitu di dalam dua kalimah syahadah. Bahkan tidak sah Islam seseorang kalau tidak diucapkan namanya bersama dengan nama Tuhannya. Doa yang hendak dikabulkan, di awal dan akhirnya hendaklah menyebut namanya. Doanya sangat makbul, bahkan siapa yang berdoa, bertawasul dengannya lebih diterima doanya. Siapa yang banyak berselawat dengannya, diberi syafaat di Akhirat. Siapa yang selalu menyebut namanya diturunkan rahmat dan berkat.

Mukjizat-mukjizatnya yang begitu banyak menunjukkan kebenarannya. Tertulis di belikatnya khatamun nubuwwah. Peluhnya bak mutiara, wanginya lebih wangi daripada kasturi. Orang tidak dapat menentang matanya karena kehebatannya yang amat nyata di wajahnya. Terutama musuh-musuhnya, pasti menundukkan pandangannya bila bertatap pandang dengannya. Banyak perkara-perkara ghaib yang dibuka oleh Allah Taala kepadanya, sehingga sebagian perkara-perkara yang belum terjadi, seperti peristiwa akhir zaman dapat diceritakannya.

Begitu kuat tawakalnya kepada Allah Taala hingga makanan yang berlebih tidak disimpan di malamnya, bahkan diberikan kepada yang berhak. Apabila dia buang air, tidak ada kesannya selepas membuangnya. Lalat tidak pernah hinggap pada badannya. Kalau dia berpaling, dia berpaling dengan seluruh badannya. Tidak pernah makan seorang diri melainkan berkawan. Tidak pernah mencerca makanan. Kalau dia tidak suka, dia tidak makan makanan itu. Sangat menghormati dan memuliakan tetamunya. Begitu menjaga hak-hak jirannya sekalipun orang kafir. Lebih mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri. Tidak pernah melaknat, sekalipun terhadap binatang.

Apa yang diperkatakannya, ibarat mutiara. Kerana itulah sangat mempengaruhi orang yang mendengarnya. Didikan dan pimpinannya sangat berjaya. Di antara kesan didikan dan pimpinannya yang telah berlaku yang telah dicatat dalam sejarah, dapat melahirkan manusia yang sangat mencintai dan menakuti Allah Taala. Bahkan Tuhan dijadikan idola mereka. Dapat menyatupadukan manusia yang berbagai-bagai etnik, puak, kaum, bangsa dan yang berlainan warna kulit, bahasa dan budaya. Bahkan dapat menanamkan kasih sayang satu sama lain di kalangan manusia. Melahirkan manusia yang begitu taat dan patuh kepada syariat Tuhannya. Berjaya melahirkan manusia yang tinggi akhlak dan moralnya. Mampu menjadikan dunia bersih daripada noda dan dosa. Berjaya menjadikan setiap orang rasa berpuas hati di bawah naungan pimpinannya, sekalipun yang bukan Islam. Mereka merasakan dia adalah pelindung dan penyelamat kepada seluruh makhluk, sekalipun binatang.

Itulah dia Muhammad Rasulullah SAW. Itulah dia nabi kita, manusia luar biasa, yang istimewa, yang kejadian dan akhlaknya paling sempurna, tidak ada tandingannya. Baru sedikit saja kita ceritakan tentangnya, sudah mengagumkan kita. Apakah peribadi yang semacam ini kita tidak jatuh hati kepadanya? Apakah manusia seumpama ini kita bisa melupakan begitu saja? Apakah kita tidak terasa, dia adalah manusia yang begitu berjasa kepada seluruh manusia? Apakah kita tidak terasa terhutang budi kepadanya? Bahkan patut bersyukur kepadanya sepanjang masa. Bolehkah kita samakan dia dengan pemimpin-pemimpin yang lain di dunia? Jauh panggang dari api, macam langit dengan bumi.

Lantaran itulah, orang yang benar-benar mengenal Nabinya bersama Tuhannya, sanggup mati kerananya. Patut sangatlah dia menjadi idola dan ikutan kita, agar kita menjadi satu bangsa yang bertuhan, merdeka, bersatu, berakhlak mulia, bertamadun, berkasih sayang, bertolong bantu, berharmoni, bermaruah, bersih dari noda dan dosa. Allah dan Akhirat menjadi matlamat hidup kita.

4. Mukjizat

Mukjizat ialah hal-hal kejadian-kejadian yang berlaku, yang Allah kurniakan kepada rasul-rasul atau nabi-nabi yang menyalahi adat (khawariqul adah) atau ia berlaku di luar logik. Tujuannya untuk kemuliaan dan kebenaran di pihak para rasul dan juga untuk melemahkan musuh-musuhnya.

Mukjizat itu terbagi kepada dua bentuk yaitu:
1. Mukjizat lahir
2. Mukjizat batin (maknawi)

1. Mukjizat Lahir

Ia adalah perkara yang menyalahi adat yang berlaku pada seorang nabi atau rasul, yang dapat dilihat dengan mata lahir. Antara contohnya, tongkat dicampak berubah menjadi ular, manusia atau binatang mati dapat dihidupkan kembali, penyakit kusta dan sopak dapat disembuhkan, mata yang buta dapat disembuhkan, air yang sedikit dapat diminum oleh ratusan orang, dibakar tidak hangus, tongkat dipukulkan kepadda batu mengahasilkan pancrutan air, bulan terbelah dua, tongkat dapat membelah lautan dan sebagainya.

2. Mukjizat batin (maknawi)

Mukjizat ini hanya pada maknanya saja, tidak pada rupa. Terasa adanya dan dapat dinilai dengan mata hati (basyirah) saja. Tidak dapat dilihat oleh mata lahir. Antara contohnya, wahyu-wahyu yang disampaikan kepada nabi dan rasul yang mengandungi bermacam-macam ilmu dan hukum-hukum tanpa melalui belajar seperti manusia biasa, ia tidak dapat dilihat oleh mata kecuali setelah ditulis. Mukjizat batin lainnya, dapat tundukan nafsu tanpa mujahadah, Allah kurniakan bersih dari dosa dan kesaslahan, hati tidak terpaut dengan dunia, kelezatan dan keindahannya, mendapat tarbiyah dan ilmu terus dari Allah atau mendapat wahyu, manusia jatuh hati dan cinta luar biasa kepadanya, musuh merasa gerun dengan kehebatannya, sangat sabar dengan ujian-ujian dari kaumnya, azamnya terlalu kuat, hati terlalu teguh, cintanya dengan Allah terlalu tinggi dan lain-lain.

Mukjizat itu bukan diberi mengikut kehendak nabi dan rasul itu sendiri. Tapi dicatu sesuai dengan hal semasa serta keperluan nabi dan rasul itu. Tidak boleh dipelajari tetapi hadiah atau mauhibah atau wahbiyah dari Allah. Dalam sejarah para nabi diberi mukjizat yang berbeza antara seorang nabi dengan yang lainnya. Kebiasaannya mereka diberi mukjizat di kedua peringkat, kalau seorang nabi, ertinya dia bukan seorang pemimpin, yakni bukan untuk masyarakat. Maka Allah beri mukjizat sesuai bengan wataknya sebagai seorang abid. Mungkin mukjizat lahir atau batin yang diberikan itu sesuai dengan keperluannya.

Tapi seorang rasul ia adalah pemimpin ummatnya, maka Allah kurniakan mukjizat lahir dan batin sesuai dengan keperluannya berhadapan dengan umat yang dipimpinnya. Rasul-rasul yang paling banyak mendapat mukjizat ialah rasul-rasul ululazmi, karena mereka ini paling tahan, paling sabar berhadapan dengan ujian-ujian berat dari karenah kaumnya.

Pemberian mukjizat pada nabi dan rasul ini juga tidak sama, kerana keperluan merka juga berbeza antara satu dengan yang lainnya. Mukjizat nabi Musa tidak sama dengan mukjizat nabi Khaidir. Padahal nabi Musa as itu darjatnya lebih tinggi daripada nabi khaidir as, kerana ia adalah sorang ululazmi. Sedangkan nabi Khaidir hanya nabi saja, bukan rasul. Sesetengah ulama masih mempertikaikan tentang kenabian nabi Khaidir. Ada yang menganggap beliau hanya seorang soleh yang bertaraf wali saja, bukan rasul.
Antara mereka berdua di satu ketika, nabi Khaidir diberi mukjizat maknawiyah (batin). Walhal di waktu itu, tidak diberi kepada nabi Musa. Tiga hari saja mereka berkawan. Sedangkan sebelum itu nabi Khaidir sudah mengingatkan nabi Musa: Kau takkan sanggup ikut aku, kau takkan tahan sabar.

Leave a comment