Nikmat dalam Kesempitan: Miskin dan Sakit

Jika kondisi kita sempit atau susah, jarang sekali kita merasakan terdapat nikmat di dalamnya, sehingga sangat sering kita akan gelisah, resah, galau, buruk sangka, atupun putus asa karena kondisi ini. Padahal janji Tuhan ataupun hakikatnya dibalik atau disamping kesempitan atau kesusahan itu akan selalu ada kemudahan atau kesenangan.

Beberapa kesempitan atau kesusahan yang sering kita temui antara lain kemiskinan dan sakit. Jika kita berpikir atau merasakan secara seksama dalam kondisi miskin (asal bukan miskin iman), banyak keberuntungan didalamnya yaitu, banyak diantara umat Nabi yang diselamatkan karena diuji dengan kemiskinan ataupun bangkrut dan banyak umat Nabi yang menjadi lalai pada tuhannya saat diuji dengan kondisi lapang/kaya harta. Dalam kondisi miskin peluang untuk mendapatkan iman dan taqwa tetap terbuka lebar, antara lain dalam kondisi miskin atau lemah itulah Allah Tuhan kita mengingatkan kita bahwa kedudukan kita adalah hamba-Nya yang lemah tak berdaya, sehingga kita menjadi sadar dan semoga semakin dekat dengan Tuhan, menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tempat bergantung, inilah nikmat besar yang menjadikan banyak manusia selamat dalam kondisi miskin. Dalam kondisi miskin kita dilatih sabar yang itu akan mendatangkan pahala dan kekuatan iman, serta derajat yang tinggi sebagai orang yang bersabar dan berserah diri pada Tuhan. Apalagi jika kita mati dalam kondisi miskin dan kita ridlo, maka itu sangat membantu kita jika nanti dihisab di Hari Kiamat, dimana orang miskin akan masuk Syurga lebih dahulu 500 tahun daripada orang kaya, padahal 1 hari akhirat itu 1000 tahun di dunia. Dan nikmat terbesar dalam kemiskinan adalah insya Allah akan dikumpulkan bersama dengan Nabi Muhammad SAw, Nabi pernah berdoa agar dihidupkan dalam kondisi miskin, dimatikan dalam kondisi miskin, dan dikumpulkan bersama orang miskin, siapakah diantara umat Islam yang tidak ingin berkumpul dengan Sang Nabi.

Kemudian sempit/susah yang lain adalah sakit, sakit sekecil apapun ada hikmah dan nikmat yang mengiringinya, antara lain dengan sakit manusia akan ingat dengan berharganya nikmat sehat, karena nikmat sehat dan waktu luang ini paling banyak dilalaikan oleh manusia, dalam sakitlah kasih sayang Allah akan terasa, Tuhan mengingatkan kita bahwa kita ini hamba-Nya. Dalam sakit pula jika kita ridlo akan dihapuskan dosa-dosa, maka kita dianjurkan untuk banyak berzikir, beristighfar, maka ulama terdahulu senantiasa bertanya-tanya jika sudah lama tidak diberi sakit, karena dalam sakit akan dihapuskan dosa, sakit sekecil tertusuk duripun ada maksud Tuhan menghapuskan dosa hamba-Nya, ulama akan cemas jika tidak sakit, perasaannya apakah Tuhan memberi nikmat sehat ini dengan rahmat-nya atau dengan istidraj-Nya, begitu takutnya mereka. Dengan sakit ini manusia akan dikembalikan lagi fitrahnya sebagai hamba yang membutuhkan Tuhan yang merupakan salah satu jalan manusia mendapatkan hidayah-Nya.

Semoga bermanfaat

Leave a comment